Kamis, 25 Juni 2015

PARENTING ISLAMI


CARA ORANG TUA MEMBIASAKAN ANAK SEDARI DINI UNTUK BERPUASA

Assalamu’alaykum warrahmatullahi, wabarakatuhu, para pembaca, Bapak/Ibu sekalian.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang masih mempertemukan kita pada bulan ramadhan tahun ini. Bulan yang penuh rahmat ini, saat ini sudah memasuki hari ke-5. Semoga para pembaca sekalian masih terus bersemangat untuk menjalankan ibadah puasa dan terus giat berlomba-lomba berbuat kebaikan, agar dapat meraih kemenangan nantinya dan memperoleh pahala yang berlipat-lipat ganda, insyallah. Amiin amiin ya rabbal’alamiin.
Penulis kali ini akan membahas tentang cara orang tua membiasakan anak sedari dini untuk berpuasa, yang insyallah bisa bermanfaat untuk kita semua. Para orang tua, khususnya seorang ibu biasanya banyak sekali direpotkan oleh segala hal pada bulan puasa ini. Mulai dari urusan makanan, pakaian, mudik atau kebersamaan dengan keluarga, serta kegiatan-kegiatan lain yang sangat positif tentunya. Dari banyaknya hal yang merepotkan di atas, penulis di sini akan lebih fokus mengulas tentang kebingungan para orang tua dalam membiasakan anak yang masih berusia dini untuk berpuasa dan bagaimana cara mengatasinya.

Anjuran Untuk Berpuasa Sedari Dini
 يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ(17)

“ Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”

Dari ayat diatas, dijelaskan bahwa ALLAH SWT memerintahkan hambanya untuk melaksanakan salat dan amal-amal lain yang tercermin dalam amr ma’ruf dan nahi munkar, dimana salah satunya adalah berpuasa di balan ramadhan. Selain itu, ALLAH SWT juga memerintahkan hambanya untuk dapat bersabar atas ujian yang menimpanya, karena ALLAH kelak akan memberikan balasan yang setimpal dari itu semua.
Selain dari ayat di atas, perintah berpuasa juga terdapat pada hadist HR Bukhari dan Muslim, yang berbunyi :
"Barang siapa yang pagi-pagi dalam keadaan berpuasa hendaklah ia
menyempurnakan puasanya. Barang siapa pagi-pagi sudah dalam keadaan
berbuka, hendaklah selebihnya ia sempurnakan. (Kemudian kaum Anshar ):
"Setelah itu kami selalu berpuasa pada hari asy-Syura dan menyuruh
anak-anak kecil kami untuk ikut berpuasa. Kami pergi ke masjid. Kami
buatkan mereka mainan dari bulu. Apabila ada diantara mereka yang
menangis karena minta makanan, kami berikan mainan tersebut kepadanya,
hingga hal itu berlangsung sampai waktunya berbuka". (HR Bukhari dan
Muslim).

Dari potongan ayat dan hadist di atas sudah menjadi bukti bagi kita, para orang tua untuk dapat mengajarkan anak sedari dini untuk berpuasa. Mengingat, Dalam Islam, berpuasa sudah diwajibkan saat anak sudah baligh (dewasa) yang rata-rata terjadi pada usia 12 tahun. Tetapi jika para orang tua ingin mulai melatih dan membiasakan buah hatinya berpuasa sebelum masa itu, boleh saja. Namun tentunya dengan menimbang dan melihat kondisi anak.

Prilaku Anak Saat Pertama kali Berpuasa
Kebingungan dari para orang tua pun muncul, salah satunya pada prilaku anak saat mencoba berpuasa untuk pertama kalinya. Anak-anak yang masih berusia dini tentunya belum terbiasa untuk menahan lapar dan haus sampai fajar tiba. Dalam hal ini, peran orangtua sangatlah berat untuk mulai memperkenalkan dan membiasakannya agar berpuasa. Banyak tingkah anak yang terkadang sulit diatasi saat ia berpuasa. Tingkah anak tersebut, seperti mengeluh saat perutnya mulai terasa haus maupun lapar, yang tak jarang dari tingkah si anak tersebut dapat membuat para orang tua kerepotan.

Dari sekian banyaknya tingkah yang dapat dilakukan oleh anak-anak tersebut, biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat memengaruhinya, antara lain :
1.      Teman sebayanya yang belum di biasakan untuk berpuasa oleh orang tuanya.
2.      Kerabat dekat atau keluarga yang tidak berpuasa atau tidak menghargai si anak saat berpuasa(red-makan dan minum di depan anak).
3.      Banyaknya tempat makan yang masih menjajaki makanannya di siang hari(red-saat anak berpuasa).
4.      Masih banyak orang dewasa di sekitar anak yang tidak berpuasa(red-sekitar rumah atau jalan).
5.      Sikap anak yang belum mampu mengendalikan emosinya.
6.      Kurangnya pengetahuan agama dari orang tua, seperti kurang memiliki sikap sabar dalam melatih anak berpuasa, tidak memberi contoh yang baik pada anak, dan kurangnya arahan atau ajaran dari orang tua yang di berikan kepada anak.
Alasan ALLAH SWT menganjurkan anak berpuasa sedari dini pasti memiliki banyak manfaat yang bisa di ambil, bukan hanya sekadar anjuran saja. Banyaknya manfaat dari berpuasa itu dapat diperoleh bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi juga dapat bermanfaat untuk ke depannya. Manfaat dari puasa tersebut, antara lain :
1.      Anak dapat mempraktikkan pengalamannya secara langsung bahwa ia akan selalu merasa diperhatikan oleh Allah swt atas apa yang ia lakukan dimanapun ia berada(red : mengajarkan tauhid kepada anak). 
2.      Anak dapat terlatih bersabar dalam mengendalikan potensi emosinya.
3.      Anak terlatih dalam kemampuan mengendalikan segala keinginannya, agar terhindar dari sikap materialistis atau hedonism.
4.      Melatih anak memiliki pandangan ke depan dan sikap pejuang. 
5.      Mendidik anak mensyukuri nikmat ALLAH SWT. 
6.      Mengajarkan kemandirian pada anak.
 
Tentunya masih banyak lagi manfaat yang bisa diambil dari ibadah puasa, bukan hanya manfaat secara lahiriah saja yang kita dapatkan, tetapi juga manfaat secara batiniah.

Cara Melatih Anak Berpuasa Bagi Para Orang Tua
ALLAH SWT sangat mengetahui kemampuan hambanya yang Dia ciptakan. Oleh karena itu, selain memberikan anjuran, ALLAH SWT juga berikut memberikan solusi atau cara bagi para orang tua agar tidak terjadi kebingungan dalam membiasakan anaknya berpuasa.
Secara eksplisit, tidak ada nas yang menyebut umur seorang anak hingga ia dibebani berpuasa. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, Meski begitu anak-anak harus dibiasakan berpuasa sedari dini, seperti halnya shalat. Dalam shalat, Rasulullah SAW secara tegas menyuruh anak mengerjakannya jika telah berusia tujuh tahun dan boleh dipukul jika meninggalkan shalat saat berumur sepuluh tahun(sumber : www.republika.co.id).
Dengan kaidah tersebut, membiasakan puasa pada anak juga bisa dimulai pada usia belia. Meski tidak harus pada usia tujuh tahun karena puasa lebih berat dibanding shalat. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, dimulainya latihan puasa melihat dari kemampuan sang anak. Bisa dilakukan secara bertahap, misal, hanya beberapa hari dalam sebulan atau dengan metode lain, semisal, puasa beduk seperti yang ada di Indonesia(sumber:www.republika.co.id).
Tips yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam melatih dan membiasakan anaknya sedari dini untuk berpuasa, diantaranya :
1.      Mempersiapkan fisik dan mental anak.
2.      Niatkan hanya untuk melatih anak, bukan mewajibkannya(baca : tidak memaksa).
3.      Dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
4.      Peran orang tua sebagai teman, bukan pengawas.
5.      Memberikan makanan yang bergizi saat sahur maupun berbuka.
6.      Mengkondisikan lingkungan sekitar yang positif dan menyenangkan.
7.      Memberikan kegiatan yang positif, agar anak dapat tetap terus beraktifitas.
8.      Memberikan istirahat yang cukup pada anak.
9.      Memberikan penghargaan pada anak, jika anak sukses menjalankannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar