CARA ORANG TUA MEMBIASAKAN ANAK
SEDARI DINI UNTUK BERPUASA
Assalamu’alaykum
warrahmatullahi, wabarakatuhu, para pembaca, Bapak/Ibu sekalian.
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang masih mempertemukan kita pada bulan
ramadhan tahun ini. Bulan yang penuh rahmat ini, saat ini sudah memasuki hari
ke-5. Semoga para pembaca sekalian masih terus bersemangat untuk menjalankan
ibadah puasa dan terus giat berlomba-lomba berbuat kebaikan, agar dapat meraih
kemenangan nantinya dan memperoleh pahala yang berlipat-lipat ganda, insyallah.
Amiin amiin ya rabbal’alamiin.
Penulis
kali ini akan membahas tentang cara orang tua membiasakan anak sedari dini
untuk berpuasa, yang insyallah bisa bermanfaat untuk kita semua. Para orang tua,
khususnya seorang ibu biasanya banyak sekali direpotkan oleh segala hal pada
bulan puasa ini. Mulai dari urusan makanan, pakaian, mudik atau kebersamaan
dengan keluarga, serta kegiatan-kegiatan lain yang sangat positif tentunya.
Dari banyaknya hal yang merepotkan di atas, penulis di sini akan lebih fokus
mengulas tentang kebingungan para orang tua dalam membiasakan anak yang masih
berusia dini untuk berpuasa dan bagaimana cara mengatasinya.
Anjuran
Untuk Berpuasa Sedari Dini
يَابُنَيَّ
أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا
أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ(17)
“ Wahai
anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan
cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”
Dari
ayat diatas, dijelaskan bahwa ALLAH SWT memerintahkan hambanya untuk
melaksanakan salat dan amal-amal lain yang tercermin dalam amr ma’ruf dan nahi
munkar, dimana salah satunya adalah berpuasa di balan ramadhan. Selain itu,
ALLAH SWT juga memerintahkan hambanya untuk dapat bersabar atas ujian yang
menimpanya, karena ALLAH kelak akan memberikan balasan yang setimpal dari itu
semua.
Selain
dari ayat di atas, perintah berpuasa juga terdapat pada hadist HR Bukhari dan
Muslim, yang berbunyi :
"Barang
siapa yang pagi-pagi dalam keadaan berpuasa hendaklah ia
menyempurnakan
puasanya. Barang siapa pagi-pagi sudah dalam keadaan
berbuka,
hendaklah selebihnya ia sempurnakan. (Kemudian kaum Anshar ):
"Setelah
itu kami selalu berpuasa pada hari asy-Syura dan menyuruh
anak-anak
kecil kami untuk ikut berpuasa. Kami pergi ke masjid. Kami
buatkan
mereka mainan dari bulu. Apabila ada diantara mereka yang
menangis
karena minta makanan, kami berikan mainan tersebut kepadanya,
hingga hal
itu berlangsung sampai waktunya berbuka". (HR Bukhari dan
Muslim).
Dari
potongan ayat dan hadist di atas sudah menjadi bukti bagi kita, para orang tua
untuk dapat mengajarkan anak sedari dini untuk berpuasa. Mengingat, Dalam Islam, berpuasa sudah diwajibkan saat anak
sudah baligh (dewasa) yang rata-rata terjadi pada usia 12 tahun. Tetapi jika
para orang tua ingin mulai melatih dan membiasakan buah hatinya berpuasa
sebelum masa itu, boleh saja. Namun tentunya dengan menimbang dan melihat
kondisi anak.
Prilaku Anak Saat Pertama kali Berpuasa
Kebingungan
dari para orang tua pun muncul, salah satunya pada prilaku anak saat mencoba
berpuasa untuk pertama kalinya. Anak-anak yang masih berusia dini tentunya
belum terbiasa untuk menahan lapar dan haus sampai fajar tiba. Dalam hal ini,
peran orangtua sangatlah berat untuk mulai memperkenalkan dan membiasakannya agar
berpuasa. Banyak tingkah anak yang terkadang sulit diatasi saat ia berpuasa.
Tingkah anak tersebut, seperti mengeluh saat perutnya mulai terasa haus maupun
lapar, yang tak jarang dari tingkah si anak tersebut dapat membuat para orang
tua kerepotan.
Dari
sekian banyaknya tingkah yang dapat dilakukan oleh anak-anak tersebut, biasanya
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat memengaruhinya, antara lain
:
1. Teman
sebayanya yang belum di biasakan untuk berpuasa oleh orang tuanya.
2. Kerabat
dekat atau keluarga yang tidak berpuasa atau tidak menghargai si anak saat
berpuasa(red-makan dan minum di depan anak).
3. Banyaknya
tempat makan yang masih menjajaki makanannya di siang hari(red-saat anak
berpuasa).
4. Masih
banyak orang dewasa di sekitar anak yang tidak berpuasa(red-sekitar rumah atau
jalan).
5. Sikap
anak yang belum mampu mengendalikan emosinya.
6. Kurangnya
pengetahuan agama dari orang tua, seperti kurang memiliki sikap sabar dalam
melatih anak berpuasa, tidak memberi contoh yang baik pada anak, dan kurangnya
arahan atau ajaran dari orang tua yang di berikan kepada anak.
Alasan
ALLAH SWT menganjurkan anak berpuasa sedari dini pasti memiliki banyak manfaat
yang bisa di ambil, bukan hanya sekadar anjuran saja. Banyaknya manfaat dari
berpuasa itu dapat diperoleh bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi juga dapat
bermanfaat untuk ke depannya. Manfaat dari puasa tersebut, antara lain :
1. Anak dapat mempraktikkan pengalamannya secara langsung bahwa ia akan selalu merasa diperhatikan oleh Allah swt atas apa yang ia lakukan dimanapun ia berada(red : mengajarkan tauhid kepada anak).
2. Anak dapat terlatih bersabar dalam mengendalikan potensi emosinya.
3. Anak terlatih dalam kemampuan mengendalikan segala keinginannya, agar terhindar dari sikap materialistis atau hedonism.
4. Melatih anak memiliki pandangan ke depan dan sikap pejuang.
5. Mendidik anak mensyukuri nikmat ALLAH SWT.
6. Mengajarkan kemandirian pada anak.
Tentunya masih banyak lagi manfaat yang bisa diambil dari ibadah puasa, bukan hanya manfaat secara lahiriah saja yang kita dapatkan, tetapi juga manfaat secara batiniah.
Cara Melatih Anak Berpuasa
Bagi Para Orang Tua
ALLAH SWT sangat
mengetahui kemampuan hambanya yang Dia ciptakan. Oleh karena itu, selain
memberikan anjuran, ALLAH SWT juga berikut memberikan solusi atau cara bagi
para orang tua agar tidak terjadi kebingungan dalam membiasakan anaknya
berpuasa.
Secara
eksplisit, tidak ada nas yang menyebut umur seorang anak hingga ia dibebani
berpuasa. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, Meski begitu anak-anak harus
dibiasakan berpuasa sedari dini, seperti halnya shalat. Dalam shalat,
Rasulullah SAW secara tegas menyuruh anak mengerjakannya jika telah berusia
tujuh tahun dan boleh dipukul jika meninggalkan shalat saat berumur sepuluh
tahun(sumber : www.republika.co.id).
Dengan
kaidah tersebut, membiasakan puasa pada anak juga bisa dimulai pada usia belia.
Meski tidak harus pada usia tujuh tahun karena puasa lebih berat dibanding
shalat. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, dimulainya latihan puasa melihat dari
kemampuan sang anak. Bisa dilakukan secara bertahap, misal, hanya beberapa hari
dalam sebulan atau dengan metode lain, semisal, puasa beduk seperti yang ada di
Indonesia(sumber:www.republika.co.id).
Tips
yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam melatih dan membiasakan anaknya
sedari dini untuk berpuasa, diantaranya :
1.
Mempersiapkan fisik dan
mental anak.
2.
Niatkan hanya untuk
melatih anak, bukan mewajibkannya(baca : tidak memaksa).
3.
Dilaksanakan secara
sungguh-sungguh.
4.
Peran orang tua sebagai
teman, bukan pengawas.
5.
Memberikan makanan yang
bergizi saat sahur maupun berbuka.
6.
Mengkondisikan
lingkungan sekitar yang positif dan menyenangkan.
7.
Memberikan kegiatan
yang positif, agar anak dapat tetap terus beraktifitas.
8.
Memberikan istirahat
yang cukup pada anak.
9.
Memberikan penghargaan
pada anak, jika anak sukses menjalankannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar